Toba Samosir: Sebuah Kerinduan Kampung Halaman
Lama tak pelesir. Dengan biaya seadanya, aku ingin pelesir ke tempat yang hebat yang aku belum sama sekali mengunjunginya. Terbesitlah Sumatera Utara dengan kemansyuran Danau Toba sebagai danau terbesar se-ASEAN. Aku punya marga dari keluarga ayahku, namun sepanjang 23 tahun hidupku ini, aku belumpernah menginjakan kaki di tanah Sumatera Utara, bahkan Sumatera.
Dengan berbekal info dari beberapa teman blogger yang sudah lebih dahulu ke Danau Toba, maka berangkatlah aku beserta adikku ke Tanah Sumatera Utara. Dengan Tiket Pesawat beserta diskon yang kami dapatkan dari Traveloka, kami terbang dengan maskapai Citilink dari Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Kualanamu, Medan.
Pesawat take off tepat waktu. Di perjalanan, 3x pramugari menginfokan para penumpang untuk tetap duduk tenang karena cuaca yang buruk. Akhirnya kami landing di Kualanamu tepat 2 jam penerbangan. Saya berdecak kagum dengan interior bandara. Sudah sangat modern. Dengan tanpa penunjuk arah yang jelas, AC yang dingin, Pencahayaan yang hemat energi lampu, dan kebersihannya.
Begitu keluar badar udara, saya langsung cari taksi/travel (shared car) yang paling banyak direkomendasikan oleh blogger lainnya, Nice Trans. Tadinya saya mencoba ke Paradep Taksi, namun Paradep tidak melayani rute Kualanamu-Parapat. Tampaknya Nice Trans adalah satu satunya taksi resmi yang melayani rute Kualanamu-Parapat. Tidak menunggu lama, Nice Trans akhirnya terisi penuh (5 orang penumpang). Dengan Mobil Proton Exora, saya, adik saya, dan 3 penumpang lainnya berangkat menuju Parapat. Rute yang dilewati adalah Kualanamu, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, kemudian Parapat. Sepanjang perjalanan saya disuguhkan dengan pemandangan perkebunan Sawit dan Karet. Perjalanan kurang lebih 170km ini hanya ditempuh dalam waktu 3-4 Jam dengan teknik pengemudi yang mirip pembalap F1. Tarif dari Kualanamu sampai Parapat (Pelabuhan 3 Raja) adalah Rp80.000 per orang.
Sebenarnya ada cara yang lebih murah untuk mencapai Parapat dari Kualanamu, yaitu dengan naik bus Damri sampai Terminal Amplas Medan (tarif Rp15.000) kemudian dilanjutkan naik Bus Sejahtera tujuan Parapat (tarif Rp 35.000 - 40.000). Namun menurut saya cara ini murah namun sedikit repot, karena harus turun-naik bus, sehingga waktu tempuh jadi sedikit lama. Menurut info, jika melalui rute ini, waktu tempuh Kualanamu-Parapat adalah 6-8 Jam.
Lebih dari tiga jam berlalu, namun pemandangan di luar Nice trans masih berupa rimbunan pohon kanan kiri dan kelokan jalan di hadapan. Hingga kami melewati plang Selamat Datang Parapat, barulah pemandangan itu berganti dengan hamparan air danau yang diterpa cahaya matahari. Dari ketinggian, air danau bagai mutiara yang menghampar berkilau. Senyumku pun tak dapat lagi tertahan. Aku berhasil sampai di danau Toba, kampung halaman nenek moyangku.
Jalan berlelok pun berhenti. Kami sampai di sebuah kota pelabuhan bernama Parapat. Guesthouse, Cottage, dan Hotel lumrah ditemukan di Parapat. Begitu juga dengan rumah makan khas Batak yang menawarkan menu menu eksotis. Saya pun turun di Pelabuhan Tigaraja untuk melanjutkan perjalanan saya ke desa TukTuk di Pulau Samosir.
Di Parapat terdapat dua pelabuhan Ferry dan satu bandar udara. Apabila ingin ke Tomok, silakan naik dari Pelabuhan Ajibata. Apabila ingin ke Tuk Tuk silakan naik dari Pelabuhan Tigaraja. Kapal berangkat 1 jam sekali dari kedua pelabuhan ini. Kapal paling malam berangkat pukul 18.30 WIB.
Di Parapat terdapat dua pelabuhan Ferry dan satu bandar udara. Apabila ingin ke Tomok, silakan naik dari Pelabuhan Ajibata. Apabila ingin ke Tuk Tuk silakan naik dari Pelabuhan Tigaraja. Kapal berangkat 1 jam sekali dari kedua pelabuhan ini. Kapal paling malam berangkat pukul 18.30 WIB.
Dari Majalah yang saya baca di Pesawat Udara, selain Parapat, ada satu atau bahkan dua tempat lagi dimana kita bisa menikmati keindahan Danau Toba, yaitu Tonging di sebelah Barat Danau Toba dan Brastagi.
Kami kemudian naik ke atas Kapal Ferry. Kami pilih tempat di luar karena kami ingin menikmati pemandangan Danau Toba. Tidak lama menunggu, ferry pun berangkat. Kami dikagetkan dengan suara debur air dan teriakan anak kecil. Ternyata mereka adalah anak-anak lokal yang meninta uang recehan kepada para pelancong di atas kapal. Banyak turis asing yang melemparkan koin ke arah anak-anak itu. Mereka berebut dan bagi yang tidak dapat, merekaada tetap mengejar kapal ferry hingga jarak yang cukup jauh dari dermaga. Ya, ini cukup menjadi suguhan acara pembuka yang meriah di Tanah Batak Ini.
-Bersambung-
Salam,
Yeremia Tera
yeremiaterra@gmail.com
-Bersambung-
Salam,
Yeremia Tera
yeremiaterra@gmail.com



Rental mobil Mulai dari Rp. 350.000
ReplyDeleteKlik www.medanstarrentacar.com
The best rental cars in Medan
Medan Star Car Rental|Rent Cars,Sewa Mobil Medan
Medan Star Rent A Car, Jasa Sewa mobil(Rental mobil) di Medan
http://medanstarrentacar.com/
HUBUNGI 0852-6283-1660
0852-9700-0264