Penah Dengar Lagu Ini, kan?

 Halo, apa kabar?

Udah lama, ya! Jangankan buat menulis, terpikirkan buat mampir aja enggak! Nah, entah kenapa, di hari ini, 2 Januari 2025, di kantor, tempat saya sibuk dan gabut sekaligus, saya ingin sekali mampir ke sini.

Seketika saya pakai headset JBL T100 yang harganya kurang dari 100 ribu ini, seketika keinginan menulis saya jadi kuat. Ya, tidak apa-apalah, ya?! Impulsif menulis (kalau boleh disebut berkarya) kan bukan hal negatif, ya? Atau saya salah? Hehehehe.

Ian Antono - sumber: malangtimes.com


Nah, sesuai judul. Saat ini di telinga saya, Ian Antono berserta banyak artis lainnya sedang bersama-sama menyanyikan lagu "Rumah Kita". Lagu dari Band Good Bless yang sangat populer di kala itu. kalau kita seumuran, pasti kamu pernah dengar juga! Atau belum pernah dengar? Buat yang belum tau lagunya, yuk, dengerin. Biar sefrekuensi! Hahahaha.

Lagu "Rumah Kita" tuh bener-bener menggambarkan kepasrahan sekaligus kebanggan yang kuat. Tidak masalah, bahwa "Rumah Kita" memang beratap jerami, beralas tanah, dan berpagar alang-alang. Bahwa "Rumah Kita" ini bukan yang mewah, tapi ini milik "Kita Sendiri". Lirik melanjutkan, di dalam ketidak-mewahan ini, ada segala nikmat dan anugerah dari "Yang Kuasa". Dalam chorus-nya, pencipta lagu ini, Ian Antono, mempertanyakan dengan tegas, "Haruskah kita pindah ke kota yang penuh dengan tanya".

Lagu ini benar-benar menjadi refleksi untuk saya sendiri. Di tengah gempuran konten media sosial yang menjual "kesempurnaan", saya sering lupa diri. Saya jadi terpacu untuk menjadi seperti orang lain yang punya ina-inu, dan bisa ini-itu. Padahal, jika saya menengok sedikit saja ke dalam diri saya, seharusnya saya sudah cukup. Benar-benar cukup. Malahan, tidak ada lagi yang perlu dikejar, hanya perlu dijalani saja. Dengan penuh syukur dan tanggung jawab.

Yah, ini pengalaman saya. Adakah yang masih membaca? Kalau ada, terima kasih, yaaa. 
Semoga kita selalu sehat. Amin.

Comments

Popular Posts