72+

Melani. Terima kasih telah melalui 72 bulan bersamaku. Kalau dibanyakin lagi sekitar 26.280 hari atau setara 6 tahun. Banyak banget tempat yang kita datangi dan kejadian yang kita lewati. Dalam keadaan susah dan seneng, kita masih bisa sama-sama. Semoga bisa selalu seperti itu sampai maut yang memisahkan.

Tahun ini, kamu kasih aku tantangan, sebutkan 72 hal yang membuat aku jatuh cinta padamu. Banyak ya, 72. Tapi tantangan ini tetap aku terima. Inilah ke tujuh puluh dua hal itu.

PDKT
Perpustakaan UI jadi tempat pertama kita ketemu, alasan ku ingin kamu temani cari buku. Benar saja! Kamu menemukan buku yang sudah 3 hari aku cari. Hebat!

Setelah beberapa kali kita bertemu, aku selalu berusaha mengantarmu, entah sampai stasiun, pasar, atau depan gang. Kamu selalu mau aku antar naik angkot. Aku suka itu.

Masih di perpustakaan, ketika aku sibuk dengan bandku, kamu mau menungguku 2 jam di perpus sendirian. Ah. Aku terharu, sungguh!

Lagi lagi perpustakaan baru yang katanya banyak dikorupsi itu, kita sering banget belajar bersama, dan di tengah tengah jenuhnya belajar, kamu selalu bisa menggambar durian. Entah, aku suka gambar durian kamu, lucu. Aku juga suka ketika kamu menggambar hati di tangan aku. GR abis akuuu. Satu lagi kerandoman kamu adalah kamu bisa meniru gaya ikan mas. Hahahaha. Aku masih hafal gaya itu sampai sekarang.

Kamu selalu ada ketika aku butuh. Ini tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang. Pernah kamu udah pulang dan aku minta temenin ke margo, kamu balik lagi. Sweet banget sih kamuuuu. Ngomong ngomong sweet, aku suka kamu, aku suka rambutmu yang ikal, aku suka pipimu yang chubby, aku suka suaramu yang lembut, dan aku suka senyum manismu yang tiada tandingannya. Aku berdoa, supaya pipi kamu tidak tirus. Maaf ya, padahal sekarang ini aku pengen banget tirus.

Aku suka gaya berpakaianmu yang simpel, dengan celana panjang, atasan, dan carigan. Kamu cantik nan elegan di mataku. Aku suka kesederhanaanmu. Tidak pernah berlebih dalam hal apapun. Semua cukup dan baik.

Dalam hal makan, kamu tidak pernah rewel. Selalu mau aku ajak makan apa saja dan dimana saja. Dari bubur ayam sampai kembang tahu. Khusus kembang tahu, maaf aku tidak tahu kl kamu ngga suka jahe. Kamu hobby kulineran. Aku juga. Kamu selalu update info kuliner kekinian. Heeeem, harusnya kamu jadi youtuber, mel.

Ketika kita PDKT, ada momen yang tidak pernah aku lupakan, Kamu mempercayai aku untuk menemani kamu ke Bogor malam-malam. Aku belum pernah ke Bogor sebelumnya. Aku sama sekali ngga curiga akan diculik dan kamu juga sebaliknya. Okeeee, satu achievement, Kamu yang pertama ajak aku ke Bogor. Kamu bilang, Kamu suka Kota Bogor, aku juga, karena aku suka hujan. Kamu juga suka hujan. Pas jadinya.

13 November 2013, setelah beberapa kali kepo, aku tahu itu hari ulang tahunmu. Oke, aku mau siapin kejutan, kita janjian di stasiun UI. Waktu itu kamu sangat cantik, kamu pakai cardigan ungu dan kalung kupu-kupu. Kita jalan-jalan ke Juanda, Kamu traktir aku Ragusa. Akhirnya kesampaian juga makan ragusaaaaa. Haha. Setelah makan, kamu mau aja aku ajak gerimis gerimisan di monas. Waktu aku kasih kue, kamu menangis. Heeem, ku terkejut dengan responmu. Kata kamu, kamu cengeng. Mungkin lebih tepat disebut sensitif. Udah, kejutan dan hadiah sudah ku berikan. Kita pulang, lalu menyebrang jalan. Kamu menggandeng tanganku saat menyebrang. Deg degan aku tuh.

Oh iya iya. Ada hampir lupa. Kamu bilang kamu suka kartun disney, ya aku juga suka. Kamu kurang suka film action dan bunuh-bunuhan, ya kurang lebih sama deh. Aku anaknya sinetron sih. Hahahaha.


DETIK-DETIK JADIAN
Beberapa hari setelah kejutan ulang tahun, kamu menghubungiku. Kata kamu mau kasih sesuatu dan sesuatu itulah yang sampai saat ini aku ngga bisa lupa. Kamu masakin aku bekel nasi goreng. Itu kuncian aku, dari dulu aku pengen banget dimasakin bekel, karena pengaruh temen-temenku juga sih. Aku terkejut, kamu bisa bikin nasi goreng yang dibungkus telur dadar. Niat sih ini. Masakan kamu ngga terlalu asin, jadi sehat kan. Satu lagi, aku suka otak-otak. Kamu bikinin aku nasi goreng otak otak. Luluh aku tuh. Hahaha.

Desember 2013. Kamu mengantar aku ke terminal bis untuk pulang kampung. Padahal waktu itu kamu lagi di Vila Pertiwi yang cukup jauh juga kalau naik angkot. Gojek belum ada waktu itu. Makasih ya mel.

Aku ingat ketika menemani mu ke bagian administrasi kampus, waktu kamu dimarahi, lalu menangis. Bagian yang aku suka adalah kamu berani berjuang. Ya, berhasil. Yeaaay. Tidak banyak yang seberani kamu, melainkan pasrah, hasilnya ya sudah. Tapi kamu tetap optimis. Aku salut.

16 Januari 2014. Selamat Tahun Baru. Waktu itu liburan kuliah, aku mengajakmu bertemu di salah satu kedai roti bakar di Margonda Depok. Dengan baju lengan panjang berwarna merah, kamu sudah ada di sana menunggu ku. Kamu memang tak pernah terlambat janjian. Di sana kita makan, aku traktir kamu dengan alasan mau kasih pajak jadian, kamu tanya ke aku, “jadian siapa kak?” Saat itu aku mau tembak kamu, tapi belum berani.

Sore hari, kita pergi ke Bogor. Kamu mengajak ku keliling lihat sekolah kamu dan kosanmu. Ini jalan kaki terjauhku di Kota Bogor. Aku suka jalan-jalan. Lalu kita mampir ke Bojang, sebuah pusat perbelanjaan di Bogor. Kamu bilang, kamu sering buat tugas di sini. Aku suka sama tempatnya, bagus dan bersih. Kamu mengajak aku ke Bojang adalah satu dari 72 hal yang buatku jatun cinta padamu.

Di sana, aku coba beranikan diri untuk berkata sayang padamu. Gayung bersambut, sambil tersenyum, kamu pun mengatakan hal yang sama. Untuk merayakannya, kita makan tahu. Saat itu kamu cerita bahwa kamu suka tahu.


TAHUN AWAL
Selesai makan, kira kira jelang pukul 6 sore, kita kembali ke Stasiun Bogor. Lagi-lagi kita jalan kaki dan kita kuat kuat aja waktu itu. Kita lewat deretan tukang bunga, kamu bangga bercerita masa-masa kamu SMA. Aku mampir, ku beli dua kuntum bunga untukmu, lalu kamu tersenyum malu. Heeeem, kamu selalu tersenyum seperti itu ketika aku kasih bunga.

Hari semakin berlalu. Senyumku mekar setiap pagi melihat pesan darimu. Kamu tidak pernah lupa mengucapkan selamat pagi, dari dulu sampai sekarang. Dalam teks digital, pertanyaan kita selalu sama, tapi kamu tak pernah bosan menanyakan dan menjawabnya. Kadang aku balas lama, tapi kamu selalu percaya padaku. Kamu selalu menungguku dan kamu selalu membalas pesanku.

Bulan-bulan awal kita jadian, kamu mengundangku ke rumah. Aku kenal adikmu, papa, beberapa lama baru mama. Lalu kamu mengajakku berkenalan dengan teman-temanmu. Waaah, aku senang bisa tau lingkunganmu. Kamu selalu bercerita padaku, tentang kuliahmu, keluarga, dan teman-teman. Cerita keluarga paling sering membuatmu berair mata. Pernah di Gereja Katedral kamu menangis. Aku hanya bisa memegang tanganmu dan tersenyum.

Kamu Katolik dan Kamu rajin ke gereja adalah hal dua hang paling membuatku jatuh cinta. Satu lagi, kamu selalu berdoa sebelum makan. Itu jadi pengaruh baik untuk hidupku. Makasih mel.

Entah pada bulan apa, aku ajak kamu ke rumahku. Dengan senyum, kamu menerima semua keadaan keluargaku, secara ekonomi dan sifat-sifatnya. Terima kasih.

Yeaaaay. Aku wisuda. Aku mengundangmu sebagai pendampingku. Kamu cantik sekali saat itu dengan baju barumu. Jauh dibanding aku, kamu selalu memperhatikan penampilan. Itu hal yang bagus. Dibanding duduk, kamu mau membantu mengasuh adik-adikku. Terima kasih banyak kakak melani. Hahahaha. Oh iya! Aku suka hadiah kamu. Kamu selalu memberiku hadiah karya tanganmu. Hadiah ini autentik, tidak ada duanya. Makasih ya.

Aku lulus, magang, kamu kuliah. Kamu bercerita tentang dosen tua yang pelit nilai. Kamu takut tidak lulus tapi dibalik ketakutan itu kamu selalu rajin belajar dan kamu tidak pernah menyerah dengan keadaan. Ini baru ya namanya greget. Hasilnya, HORE, melan lulus mata kuliah itu. Hebaaaattt.

Kamu selalu mendukung apa yang aku lakukan, dari aku skripsi, jualan susu paus, ngeband, sampai sekarang. Kamu selalu memotivasiku. Hal yang paling aku ingat adalah ketika mau jualan susu di CFD Bogor. Kita bangun pagi banget, bawa meja, sama puluhan botol susu. Kita angkat itu naik kereta sampai lapangan sempur. Kamu perempuan yang tepat buatku. Kamu rela aku ajak susah-susah. Padahal yang kejual cuma berapa botol. Sisanya minum sendiri. Hehehehe.

Nah, Kamu selalu suka apapun yang aku bikin. Semua susu kamu suka. Lagu pun katanya kamu suka, padahal kamu ngga suka lagu menye-menye, kan. Haha.


KINI
Kita semakin dimakan waktu. Kata-kata kita pun makin buntu. Tak jarang kita diam untuk cari bahan obrolan. Aku beruntung punya kamu yang kreatif. Aku suka saat kamu membuat lagu-lagu. Lagu yang paling ku ingat berjudul bulat, yang lain harusnya kita rekam ya. Hehehe. Kamu sering membuat games ice breaking untuk kita. Mulai dari "tempel telmel" sampai "ba ba." Kamu memang unik dan menarik, mel. Yeaaay. Satu lagi, kamu adalah penari yang hebat! Tidak jarang ketika aku mau pulang dari rumahmu, kamu melakukan gerakan-gerakan random yang bikin aku tertawa. Nanti aku rekam ya. Hahaha.

Kini kita di babak baru. Kita sama-sama bekerja, sibuk dengan urusan cuan. Kamu tidak pernah perhitungan masalah uang. Kadang aku traktir kamu, kadang kamu traktir aku.

Masalah pekerjaan memang rumit, tapi aku salut kamu bisa melewatinya dengan baik dan tekun. Kamu punya cita-cita yang tinggi. Namun kamu tidak hanya diam menunggu, melainkan mengusahakannya dengan tekun. Kamu memang tekun, mel. Pertahankan. Hehehe. Tekad kamu untuk terus belajar memang yahud. Kamu rajin ikut seminar. Sering ikut pelatihan online maupun offline. Ini adalah caramu untuk belajar. Bonjour! Aku doakan kamu agar makin kuat. Oh iyaaaaaa, kamu rajin Doa Novena. :)

Kamu adalah orang yang dewasa, mampu memandang masalah dari berbagai sisi. Bahkan, kemampuan mengendalikan emosimu lebih baik dariku.

Kamu mengajakku untuk menabung bersama. Kamu tahu nikah tidak murah, dan kita harus mempersiapkannya. Kamu mengajari aku untuk mandiri. Tidak perlu berharap bantuan orang tua. Aku bangga sama kamu, melani.

Kamu sangat realistis di tengah pemikiranku yang cenderung utopis. Suatu ketika yang tidak hanya satu kali, kamu bertanya padaku tentang tempat tinggal setelah menikah nanti. Kamu bilang, kamu ingin tinggal di Kota Bogor. Kita berdua cari rumah ke Cibinong sampai Parung Panjang. Kamu meyakinkanku untuk bisa cicil rumah sebelum nikah. Kemudian, itu terjadi. Kamu memang luar biasa, melani. Pemikiranmu sudah jauh ke depan. :)

Kamu menginspirasiku dalam banyak hal. Ketekunan dan konsistensimu nomor satu. Kamu membuatku melakukan banyak hal baru. Kamu bilang suka motret, aku pelajari hal itu. Kamu suka film, aku ikut-ikutan.

Tidak hanya menginspirasi, kamu menuntutku untuk lebih baik. Tuntutan yang tersulit adalah untuk menurunkan berat badan. Kamu punya alasan benar untuk itu. Kini kamu selalu mendorongku untuk hidup sehat dan makan teratur. Aku harap sekarang kita serumah, mel. Agar lebih mudah menerapkan pola hidupnya. Tapi aku harus bisa. Yeaaay.

Kamu selalu menyimpan mimpi untuk bisa jalan jalan keliling dunia bersamaku. Tanpamu, aku tak berani bermimpi sejauh itu. Kini mimpi itu jadi bagian mimpiku. Kita tahu ini sulit, tapi pasti terjadi, kita di Paris.

Bay de wei, ini udah 72 belum ya? Kayaknya udah deh. Tadinya aku pikir 72 hal itu banyak, ternyata kurang. Tujuh puluh dua tidak bisa mewakili banyaknya hal yang kusukai dari kamu. Malah ada yang belum dicatat di atas, seperti cara kamu memberiku surprise ulang tahun, keramahanmu terhadap keluargaku, kerelaanmu yang selalu meluangkan waktu untuk aku, cara pandang kamu terhadap pekerjaan, nyanyian kamu di atas motor, dan kamu yang selalu mengandalkanku dalam setiap waktu.

***

Melani.
Aku bukan lelaki yang luput dari salah. Terima kasih, kesempatan kedua ini tidak akan ku sia-siakan.

Sekarang kita berjalan maju.
Kita tahu kemana arah layar kita akan menuju.
Tidak sampai hari seribu,
kita pindah perahu.

Kita bentangkan layar
Di perahu yang lebih besar.
Melewati badai menggelegar,
Ombak-ombak yang sangar.
Untuk dapat melihat matahari bersinar
Dan lampu-lampu pulau yang berpijar.

Semoga kita Tuhan selalu kuatkan
Untuk kita saling menjaga.
Sampai nanti saatnya
Kumandangkan amin paling serius seluruh dunia.

Hingga berpisah
Di liang tanah yang bersebelah.

Terima kasih melani.

Dan untuk pembaca yang sengaja atau tidak membaca ini, terima kasih sudah menyenpatkan. Kami mohon doa, agar semua dilancarkan. Amin.


I LOVE U, MELANI
TERA

Comments

Popular Posts